Di sisi ekonomi, data menunjukkan aktivitas manufaktur AS masih berada dalam fase kontraksi, sementara klaim pengangguran mingguan naik lebih tinggi dari perkiraan analis. Meski demikian, pelaku pasar tampaknya lebih fokus pada kabar positif dari sektor korporasi ketimbang kekhawatiran makroekonomi jangka pendek.
Harga emas tercatat naik pada 2024 dan berlanjut pada tahun ini, akan tetapi justru terdapat fenomena turunnya konsumsi terhadap emas di negeri Tirai Bambu.
Pemegang emas kini was-was terhadap pergerakan harga emas dunia yang semakin melemah. Harga emas terus ambruk setelah ketegangan Amerika Serikat (AS) dan China mulai mereda dan Presiden AS Donald Trump menarik kembali ancaman untuk memecat ketua The Federal Reserve (The Fed).
Pada perdagangan kemarin, Selasa (22/4/2025), harga emas dunia di pasar spot terperosok 1,25% di level US$3.381,49 per troy ons. Pelemahan terjadi usai harga emas menyentuh level tertinggi sepanjang masa di US$3.500,05 per troy ons.
Harga emas kembali cetak rekor tertinggi sepanjang masa. Level psikologis baru pun kini tercapai di US$3.400 per troy ons usai Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengancam independensi The Federal Reserve (The Fed).
Merujuk Refinitiv, harga emas pada Senin pukul 12.55 WIB ada di posisi US$ 3.381,69 per troy ons atau melonjak 1,62%. Emas bahkan sempat menyentuh US$ 3.385,56 per troy ons pada perdagangan intraday hari ini. Harga intraday tersebut adalah yang tertinggi sejak Kamis pekan lalu di US$ 3.357,4 per troy ons.
Nilai tukar diperkirakan masih akan melanjutkan pelemahannya terhadap dolar AS hari ini. Pada penutupan perdagangan Rabu kemarin, rupiah turun 0,06 persen atau 10 poin menjadi Rp16.837 per dolar AS.